Strategi Business Model Canvas
√ Strategi Jitu Membuat Business Model Canvas
Menjalankan sebuah bisnis memang perlu perencanaan sebaik mungkin, salah satu caranya dengan menggunakan Business Model Canvas. Pernah mendengar tentang model perencanaan bisnis satu ini?
Banyak perusahaan yang menggunakan konsep bisnis model canvas, mulai dari startup hingga perusahaan besar. Model bisnis biasanya digunakan para pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya agar lebih efisien menjangkau target pasar.
Yuk simak pengertian business model canvas, apa saja elemennya hingga contoh dan cara membuatnya berikut ini!
Apa itu Business Model Canvas?
Business Model Canvas (BMC) adalah strategi manajemen yang disusun untuk menjabarkan ide dan konsep sebuah bisnis ke dalam bentuk visual. Sederhananya, pengertian Business Model Canvas adalah kerangka manajemen untuk memudahkan dalam melihat gambaran ide bisnis dan realisasinya secara cepat.
Dibandingkan dengan bisnis plan yang berpuluh-puluh halaman, bisnis model canvas jauh lebih ringkas karena disusun ke dalam satu halaman saja. Maka itu, kerangka bisnis ini paling populer di kalangan bisnis startup.
Bisnis model canvas diperkenalkan tahun 2005 oleh Alexander Osterwalder, seorang entrepreneur asal Swiss dalam bukunya berjudul Business Model Generation. Di dalamnya, Ia menjelaskan framework sederhana yang merepresentasikan elemen-elemen penting dalam model bisnis.
Apa saja elemen-elemen penting tersebut? Simak penjelasan selanjutnya ya!
9 Elemen dalam Business Model Canvas
Business Model Canvas terdiri dari sembilan elemen penting. Elemen-elemen tersebut merupakan panduan bagi pelaku bisnis dalam menentukan sistem kerja perusahaan, sekaligus media untuk mengevaluasi aktivitas perusahaan apakah sudah berjalan sesuai sistem.
Simak penjelasan masing-masing elemen dalam model bisnis canvas berikut ini.
1. Customer Segments (Segmentasi konsumen)
Elemen pertama yang wajib ada dalam bisnis model canvas adalah segmentasi konsumen. Apapun jenis bisnis yang dijalankan, tentukan segmentasi pelanggan dengan tepat di awal. Kamu harus menentukan siapa yang menjadi target bisnis, segmen pelanggan mana yang berpotensi membeli produk atau layananmu.
Kolom ini akan memuat berbagai hal tentang pelanggan, misalnya umur, jenis kelamin, minat, dan kebiasaan. Hal-hal yang bisa dipertimpangkan dalam menentukan segmentasi konsumen:
- Customer jobs: apa saja hal yang ingin dicapai pelanggan, masalah yang dihadapi, apa saja kebutuhan mereka, bagaimana produk atau layananmu bisa membantu konsumen.
- Customer gain: manfaat yang diinginkan atau diharapkan pelanggan dari bisnismu.
- Customer pain: menggambarkan emosi negatif, apa yang membuat konsumen merasa tidak nyaman, buruk, risiko yang ditakutkan.
2. Value Proposition (Proposisi nilai konsumen)
Setelah menentukan siapa saja target konsumen, kamu harus tahu bagaimana bisnismu bisa bermanfaatnya bagi para pelanggan. Value proposition menjabarkan poin-poin atau nilai yang ditawarkan oleh suatu bisnis bagi segmen konsumennya.
Supaya lebih detail, menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantumu menyusun value proposition yang tepat.
- Apa keunggulan yang ditawarkan ke pelanggan saat menggunakan produkmu?
- Manfaat apa yang akan didapat pelanggan setelah menggunakan produk?
- Mengapa pelanggan harus memilih produkmu dan apa yang membedakannya dari kompetitor?
Dengan membuat value proposition, kamu bisa tahu apa saja manfaat yang didapat konsumen ketika menggunakan produk dan layananmu nantinya. Tunjukkan keunggulan yang membedakan bisnis kamu dengan yang lain. Tawarkan value yang unik kepada pelanggan.
Elemen dalam value proposition
Ada 11 value proposition menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, di antaranya:
- Newness: nilai kebaruan yang sebelumnya belum pernah ditawarkan oleh bisnis lain.
- Performance: peningkatan performa atau kinerja bisnis.
- Customisation: produk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individual pelanggan.
- Getting the job done: nilai dari membantu pelanggan melakukan pekerjaan/membantu memecahkan masalah tertentu.
- Design: nilai dari segi desain suatu produk, misalnya pada industri fashion.
- Brand / status: menunjukkan status sosial tertentu ketika memakai produk.
- Price: menawarkan nilai yang sama dengan harga yang lebih terjangkau kepada segmen pelanggan yang sensitif terhadap harga.
- Cost reduction: nilai yang diberikan kepada pelanggan berupa pengurangan biaya dari aktivitas yang dilakukan, misalnya pada produk aplikasi kasir (POS), HR, atau payroll.
- Risk reduction: nilai berupa pemberian garansi terhadap produk dan layanan dalam hal pengurangan risiko.
- Accessibility: memberi akses kepada pelanggan yang semula tidak bisa mendapatkan produk/jasa tersebut, misalnya program pegadaian yang kini memungkinkan pesertanya menabung emas tanpa harus dalam bentuk fisik.
- Convenience: memberi kenyamanan dan kemudahan kepada pelanggan.
3. Channels (Saluran)
Channel merupakan media interaksi antara bisnis dengan konsumen untuk menyampaikan produk dan layanannya. Penentuan channel adalah salah satu faktor penentu kesuksesan dalam berbisnis. Pikirkan dengan baik channel apa saja yang akan digunakan untuk menjangkau pelanggan, misalnya dengan media sosial, ads, marketplace, dan website.
Salah satu channel yang tepat untuk menyampaikan produk kepada pelanggan adalah melalui website. Membuat website bisnis membantu kamu menjangkau konsumen lebih mudah dan luas. Website dapat menampilkan katalog produkmu dengan lebih menarik, sekaligus menjadi tempat pelanggan untuk bertransaksi.
Untuk urusan website, Dewaweb selalu jadi nomor satu sebagai penyedia layanan cloud hosting terbaik di Indonesia. Website kamu dijamin cepat, aman, dan selalu bisa diandalkan. Jangan khawatir, untuk pemula, buat website toko online di Dewastore jadi lebih mudah dan praktis!
4. Customer Relationship (Hubungan konsumen)
Setelah memahami segmentasi konsumen dan channel yang digunakan, saatnya menentukan bagaimana bisnis kamu berinteraksi dengan pelanggan.
Ketahui bagaimana cara menjalin hubungan dengan konsumen agar mereka tidak mudah berpaling ke kompetitor lain. Contoh yang bisa diterapkan misalnya memberikan promo, giveaway, atau program membership.
Karakteristik tiap pelanggan berbeda-beda, maka itu kamu harus memahami bagaimana mengambil hati dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Bukan hanya saat menjual produk saja, tapi juga ketika menghadapi komplain, menjawab pertanyaan pelanggan, dan sebagainya.
5. Revenue Streams (Sumber pendapatan)
Elemen business model canvas ini menggambarkan sumber pendapatan bisnis kamu. Ini merupakan hal yang penting dan harus dikelola semaksimal mungkin.
Pikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan pendapatan bisnis. Misalnya, selain sumber pendapatan utama dari penjualan produk, seiring perkembangan bisnis, kamu juga bisa membuat program membership atau memberikan opsi untuk upgrade layanan dengan harga yang lebih tinggi.
Cari tahu strategi yang bisa dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Jangan sampai ada produk, atau kinerja yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
6. Key Resource (Sumber daya)
Supaya tetap kompetitif dalam industri bisnis yang dijalani, kamu perlu sumber daya yang sesuai untuk mendukung aktivitas bisnis. Key resource merupakan daftar sumber daya yang sebaiknya dimiliki suatu bisnis untuk mewujudkan value proposition.
Key resource bisa dikategorikan ke dalam 4 tipe, yakni
- Physical resource: gedung, tempat usaha, mesin, kendaraan, produk atau bahan baku.
- Intellectual resource: hak cipta, merek, paten, partnership, trademark.
- Human resource: sumber daya manusia, orang yang menjalankan aktivitas perusahaan.
- Financial resource: dana, saldo tunai, kredit, dan sebagainya.
7. Key Activities (Aktivitas yang dijalankan)
Key activities adalah elemen dalam business model canvas yang menjelaskan semua aktivitas yang berhubungan dengan bisnis. Semua kegiatan tersebut harus menghasilkan value proposition perusahaan.
8. Key Partnership (Kerja sama)
Key partnership adalah elemen dalam bisnis model canvas yang berisi daftar sumber daya di luar perusahaan yang kamu butuhkan untuk mencapai key activites dan menyampaikan value ke pelanggan. Partner utama ini dapat berupa third party, seperti supplier, mitra bisnis atau perusahaan lain yang mendukung aktivitas bisnis kamu.
9. Cost Structure (Struktur biaya)
Cost structure merupakan elemen terakhir dalam business model canvas. Di dalamnya mencakup pemetaan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai dengan value proposition.
Pentingnya mengelola anggaran secara efisien untuk meminimalisir risiko kerugian dan kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Untuk mengelola keuangan dalam bisnis, kamu harus menyusun laporan keuangan dan pembukuan yang baik.
Tips Cara Membuat Business Model Canvas
Setelah menyimak penjelasan tentang elemen-elemen pentingnya, sekarang perhatikan 5 cara membuat business model canvas berikut ya!
1. Analisa kompetitor
Melakukan analisa terhadap pesaing bisnis baik untuk menambah wawasan kamu. Kamu bisa melihat dari sisi keberhasilan atau juga kegagalan kompetitor sebagai pembelajaran untuk bisnis kamu ke depannya. Melalui informasi tersebut, kamu bisa tahu celah yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis dan menjangkau pasar lebih baik daripada kompetitor.
2. Mengurutkan elemen secara sistematis
Tips selanjutnya, urutkan 9 elemen tersebut secara sistematis supaya kamu tahu mana prioritas yang harus dijalankan. Kamu juga bisa menyusun strategi dengan jangka waktu tertentu. Sebab, semakin jelas target waktu dan tujuannya, semakin mudah mengukur keberhasilannya.
3. Hubungkan tiap elemennya
Menghubungkan setiap elemen yang ada dapat membantu kamu untuk menyusun strategi yang tepat. Setiap elemen dalam model bisnis kanvas harus terhubung dan mendukung satu sama lain.
4. Fokus pada kondisi saat ini
Kamu bisa saja membuat strategi bisnis untuk ke depan. Namun, ada baiknya untuk fokus dalam menyusun strategi dengan kondisi saat ini. Pasalnya, kondisi bisa saja berubah sewaktu-waktu karena berbagai faktor, misalnya perubahan perilaku konsumen atau munculnya kompetitor baru. Maka itu, penting untuk fokus menyusun strategi dengan kondisi sekarang agar perhitungan lebih tepat.
5. Melakukan review
Setelah selesai menyusun kerangka, pastikan semua elemen saling terhubung dan lakukan pengecekan ulang. Melakukan review membantu kamu untuk memeriksa kekurangan dan memperbaikinya jika dirasa kurang tepat.
Contoh Penerapan Business Model Canvas
Supaya kamu lebih paham, Dewaweb berikan contoh business model canvas dari beberapa industri bisnis sebagai gambaran. Yuk simak contoh BMC berikut ini!
Contoh business model canvas Gojek
Berikut adalah contoh bisnis model canvas untuk perusahaan jasa transportasi online, Gojek.
Salah satu elemen yang membedakan dengan perusahaan jasa transportasi pada umumnya ialah pada key resource. Kalau biasanya perusahaan jasa transportasi harus memiliki aset berupa kendaraan dan tempat parkir yang luas, hal tersebut tidak dibutuhkan Gojek.
Sebab model bisnis Gojek menawarkan nilai kebaruan (newness) yang di mana layanannya mengandalkan mitra driver dengan kendaraan milik sendiri. Hal tersebut menjadi alasan mengapa model bisnis Gojek lebih efisien dan bisa menawarkan harga yang lebih terjangkau.
Contoh business model canvas usaha makanan
Selanjutnya, berikut ini merupakan contoh bisnis model kanvas untuk usaha makanan. Kalau bisnis kamu bergerak di bidang kuliner, contoh berikut bisa menjadi gambaran sederhana untuk kamu terapkan. Sesuaikan segmentasi dengan target konsumen bisnismu, selanjutnya hubungkan dengan elemen-elemen lainnya.
Jalankan Strategi dengan Bisnis Model Canvas
Business model canvas adalah strategi perencanaan yang memudahkan kamu dalam memaparkan ide dan konsep bisnis. Di dalamnya, terdapat sembilan elemen yang semuanya saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing elemen penting agar kamu bisa menyusun prioritas dalam berbisnis.
Membuat perencanaan dengan bisnis model kanvas merupakan langkah yang tepat. Selalu usahakan yang terbaik ketika mempersiapkan bisnis ya! Salah satu hal penting lainnya yang bisa kamu lakukan adalah memilih cloud hosting terbaik untuk website bisnis. Cloud hosting yang berkualitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan tentunya bermanfaat bagi bisnis yang kamu jalankan.
Demikian penjelasan mengenai model bisnis kanvas yang bisa kamu terapkan di bisnismu. Semoga bisa membantu Anda sukses secara online!